Sabtu, 02 April 2011

Resume Ekologi Laut Tropis

ADAPTASI
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan  beru tempat hidupnya agar tetap hidup (survive). Berdasarkan cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya, adaptasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

1.      Adaptasi Morfologi
Adaptasi Morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup, biasanya dapat diamati karena adanya perbedaan jenis makanan dan habitat.  

a.     Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan
Terjadinya adaptasi morfologi ini dikarenakan adanya perbedaan jenis makanan, serta cara mengambil dan memperoleh makanan. Beberapa contoh adaptasi morfologi terhadap jenis makanan adalah :
1)Bentuk paruh dan kaki pada burung
a)     Bentuk paruh burung pelikan berukuran besar dan memiliki struktur menyerupai kantong pada paruh bagian bawah untunk memerangkap makanannya yang berupa ikan.
b)    Kaki burung elang berbentuk pendek dan bercakar tajam untuk mencengkram mangsanya.

2)    Bentuk mulut pada serangga
Mulut penusuk dan penghisap. Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga berfungsi sebagai pengisap. Ada juga serangga yang mempunyai tipe mulut penjilat dan penyerap.


3)    Tipe gigi mamalia
a)          Mamalia pemakan rumput (herbivora) dan pememah biak (ruminansia), yaitu mamalia yang mengunyah kembali makanan yang telah ditelannya. Misalnya sapi, kerbau, kuda, dan kambing. Hewan-hewan ini memiliki gigi seri berbentuk kapak yang berfungsi untuk menjepit dan memotong makanan. Gigi geraham berbentuk lebar dan datar dengan rahang bergerak menyamping agar makanan tergiling secara mekanik.
b)          Mamalia pemakan daging (karnivora), memiliki gigi seri yang tajam dan gigi taring yang kuat, besar, dan runcing. Sementara itu, gigi gerahamnya bergerigi tajam sehingga mampu mengunyah daging yang keras dan liat. Misalnya harimau, singa, anjing, dan kucing.
c)           Mamalia pengerat (rodentia), tidak memiliki gigi taring, dan hanya memiliki gigi seri dan gigi geraham. Gigi serinya besar dan berfungsi untuk mengerat makanannya. Misalnya kelinci, tikus, dan tupai.

b.     Adaptasi Morfologi terhadap jenis habitat

1)    Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang. Oleh karena itu bentuk tubuhnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpan lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama.
2)    Beruang Kutub
Beruang kutub hidup di daerah kutub yang dingin. Hewan yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk kaki yang besar dan lebar untuk berjalan di salju. Bulunya tebal dan telinganya kecil untuk mengurangi kehilangan panas.

2.     Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar untuk dapat mempertahankan hidup dengan baik . adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia tertentu untuk membantu proses metabolisme tubuh. Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Contohnya :
a)     Herbivora seperti sapi dapat mencerna rumput atau daun yang banyak mengandung serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase. Enzim tersebut dihasilkan oleh mikroorganisme yang terdapat di rumen.
b)    Pada tanaman tertentu misalnya cemara dan sukun, mengeluarkan metabolit sekunder berupa alelopati yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.


3.     Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku terhadap lingkungannya. Adaptasi tingkah laku ini biasanya berhubungan erat dengan makanan, udara dingin, dan sistem pertahanan pada beberapa hewan
 Contohnya bunglon mempunyai kemampuan untuk merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya sehingga kurang dapat terlihat. dengan tujuan untuk menyembunyikan diri sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa. Kemampuan  seperti ini hanya bisa dilakukan oleh beberapa hewan, seperti cumi-cumi, sotong dan bunglon.


EVOLUSI
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Meskipun teori evolusi yang selalu identik dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teorievolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi:
1.     Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
2.     Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
3.     Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
4.     Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
5.     Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi


FAKTOR PEMBATAS

Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem. Suatu organisme di alam dikontrol tidak hanya oleh suplai materi yang minimum diperlukannya, tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaannya kritis. Faktor apapun yang kurang atau melebihi batas toleransinya mungkin akan merupakan pembatas dalam pertumbuhan dan penyebaran jenis.

Semua faktor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme adalah :



1. Cahaya Matahari

Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu.

2. Suhu Udara

Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air.

3. Air

Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut.

4. Ketinggian tempat

Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu suhu udara semakin rendah.

5.Kuat arus 

Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.


Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar