Senin, 21 Maret 2011

Salinitas

Air laut rasa nya asin tapi darimana rasa asin tersebut dan garam-garaman itu. Menurut teori, Asal usul zat-zat garam tersebut  berasal dari dalam  dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin.
Jadi salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau,sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. 

Zat-zat terlarut yang membentuk garam, yang kadar nya diukur dengan istilah salinitas dapat dibagi menjadi empat kelompok, yakni :
a.    Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg
b.    Gas terlarut           : CO2, N2, dan O2
c.    Unsur hara            : Si, N, dan P
d.    Unsur runut          : I, Fe, Mn, Pb dan Hg

Konstituen utama merupakan 99,7 % dari seluruh zat terlarut dalam air laut, sedangkan sisa nya 0,3 % terdiri dari ketiga kelompok zat lain nya. Akan tetapi meskipun kelompok zat terakhir ini sangat kecil prosentasenya, mereka banyak menentukan kehidupan di laut. Sebalik nya kepekatan zat-zat ini banyak ditentukan oleh aktivitas kehidupan di laut.
Selain zat-zat terlarut ini, air laut juga mengandung butiran-butiran halus dalam suspense. Sebagian dari zat ini akhir nya terlarut, sebagian lagi mengendap ke dasar laut dan sisanya diurai oleh bakteri laut menjadi zat-zat hara yang dimanfaatkan oleh tumbu-tumbuhan laut untuk fotosintesis.
Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas
1.    Penguapan, yaitu jika makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2.    Curah hujan, yaitu makin besar curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.


Penentuan Nilai salinitas

 Untuk mengukur asin nya air laut maka digunakan istilah salinitas. Salinitas merupakan takaran bagi keasinan air laut. Satuan nya pro mil (0/00)  dan symbol yang dipakai adalah S0/00. Salinitas didefinisikan sebagai berat zat padat terlarut dalam gram per kilogram air laut, jika zat padat telah dikeringkan sampai beratnya tetap pada 480 0C, dan jumlah klorida dan bromide yang hilang diganti dengan sejumlah klor yang ekivalen denganberat kedua halida yang hilang. Singkatnya salinitas adalah berat garam dalam gram per kilogram air laut. Salinitas ditentukan dengan mengukur klor yang takaran nya adalah klorinitas.  komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida.


Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan Dengan rumus :  
 S0/00 = 0,03 + 1,805 Cl 0/00
Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.

Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:


S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969)

Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya.


Perbedaan kandungan garam dan ion utama antara air laut dan air sungai
NAMA UNSUR
% jumlah berat seluruh garam
AIR LAUT
AIR SUNGAI
Klorida  (Cl-)
55,04
5,68
Natrium  (Na+)
30,61
5,79
Sulfat (SO4--)
7,68
12,14
Magnesium (Mg++)
3,69
3,41
Kalsium  (Ca++)
1,16
20,39
Kalium (K+)
1,10
2,12
Bikarbonat (HCO3-)
0,41
-
Karbonat  (CO3--)
-
35,15
Brom  (Br-)
0,19
-
Asam borak (H3BO3)
0,07
-
Strontium (Sr++)
0,04
-
Flour (F)
0,00
-
Silika  (SiO2)
-
11,67
Oksida(Fe2O3 dan Al2O3)
-
2,75
Nitrat (No3-)
-
0,90

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.


Daftar Pustaka
 Kasijian Romimohtarto dan Sri Juwana. 2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan.